Sejarah Masangin – Ketika berkunjung di Alun-alun Kidul Jogja tentunya kamu akan melihat dua pohon beringin berjejer dan di tengah-tengahnya ada celah untuk berjalan. Dua pohon beringin tersebut menjadi destinasi yang paling diminati oleh para pengunjung ketika tiba di Alun-alun.
Mereka ingin mencoba berjalan dengan mata tertutup di antara dua pohon beringin tersebut. Hal itu dikarenakan beberapa mitos yang tersebar hingga terdengar di seluruh Indonesia.
Mitos yang tersebar itu berbunyi “Bahwa siapa saja yang mempunyai hati bersih dapat melaluinya dan hati yang bersih akan membuat doa-doa terkabul.” Makanya tidak heran, apabila orang-orang yang datang ke alun-alun ini akan mencoba ritual pohon beringin tersebut.
Ritual pohon beringin disebut sebagai Masangin. Karena mitos itu juga, orang-orang akan rela mengantre untuk melakukan ritual ini. Apalagi di hari liburan dan malam minggu, kamu harus sabar menanti dan mengantre.
Apakah ada destinasi lain di Alun-Alun Kidul Jogja yang bisa dinikmati? Tentu saja ada. Bahkan banyak destinasi lain yang bisa kamu nikmati. Seperti berkeliling menggunakan sepeda hias dan mencoba kulineran di sana.
Banyak warga sekitar yang berjualan makanan-makanan murah tetapi berkualitas. Kamu bisa makan di sana sembari menikmati suasana malam di Alun-alun kidul.
Nah ngomong-ngomong soal Alun-alun Kidul, kamu wajib tahu bagaimana sih sejarahnya. Supaya kamu lebih mengenal dan menikmati saat berkunjung ke sana.
Sejarah Alun-Alun Kidul
Alkid atau Alun-alun Kidul Jogja dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I. Saat itu beliau masih menjabat. Sekitar tahun 1755 sampai 1792.
Alun-alun sendiri mempunyai 7 jalan keluar dan masuk. Dari dulu sampai sekarang 7 jalan tersebut tidak berubah. Di dinding bagian selatan, terdapat jalan masuk yang berada di tengah-tengahnya. Jalan tersebut bernama plengkung nirbaya.
Di sebelah Timur ada pintu keluar yang mengarah ke timur, pintu tersebut dinamakan jalan langenarjan utara dan untuk jalan selatan dinamakan langenastran. Jadi setiap jalan keluar dan masuk Alun-Alun kidul ini memiliki berbagai nama. Sehingga dapat kamu jadikan penanda jika ingin bertemu dengan seseorang.
Selain pohon beringin, ada juga hal yang menarik yang wajib kamu ketahui yakni adanya palenggahan dalem gilang yang tempatnya berada di tratag rambat.
Apa sih palenggahan dalem gilang itu?
Palenggahan tersebut merupakan sepasang batu bata yang menjadi tempat duduk raja saat melihat dan menyaksikan pelatihan prajurit. Batu itu akhir-akhir ini sudah dihias dengan menarik.
Daya Tarik Alun-Alun Kidul
Siapa tadi yang tanya apa saja sih yang menarik dari Alun-alun kidul selain dua pohon beringinnya? Nah berikut ini daya tarik Alun-alun kidul selain pohon beringin. Kamu bisa mencobanya untuk berwisata murah di Jogja.
Pertama, naik sepeda hias. Alun-alun kidul sendiri akan sangat menarik ketika malam hari tiba. Karena berbagai aktivitas menyenangkan dapat kamu lakukan di sana.
Seperti naik sepeda hias atau odong-odong berjalan. Kamu bisa menyewa sepeda odong-odong ini untuk mengelilingi Alun-alun Kidul.
Kedua, menikmati kuliner Jogja. Di Alun-alun kidul kamu dapat menikmati kuliner khas Jogja. Mulai dari kuliner kaki lima hingga yang berkelas dapat kamu nikmati di sana sembari menikmati suasana malam yang begitu indah.
Banyak sekali pedagang-pedagang yang menjajakan makanan di sana. Kamu bisa memilih salah satu warung yang bisa kamu gunakan untuk makan. Semuanya berharga murah dan terjangkau karena orang-orang Jogja tidak ingin memberi harga yang mahal.
Ada banyak menu yang bisa dicoba mulai dari gudeg, sate klatak, wedang ronde, oseng mercon, kopi jos, bakmi jawa, sate madura dan lain-lain. Semuanya ada di sana.
Makanan ringan pun juga ada. Seperti bakso bakar, bakso goreng, sosis bakar hingga beraneka ragam gorengan dapat kamu temui di sana.
Ketiga, menyewa sepeda tandem. Sepeda tandem dapat kamu sewa untuk berkeliling dengan pasanganmu. Sepeda ini dapat kamu kayuh berdua sembari mengelilingi Alun-alun Kidul.
Menikmati momen-momen romantis di alun-alun ini akan semakin melengketkan hubunganmu dengan pasangan. Selain itu, kamu bakalan kangen dengan kenangan tersebut.
Baca juga: Mau Makan ala Keraton, yuk Kunjungi Tempat Makan Satu ini
Sejarah Masangin
Setelah mengetahui beberapa hal yang bisa kamu lakukan selain kulineran dan berjalan di antara dua pohon beringin kembar. Maka ada baiknya kamu juga harus mengetahui terlebih dulu bagaimana sejarah Masangin.
Kegiatan Masangin ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan dari beberapa informasi yang beredar, kegiatan Masangin ini sudah dijalani sejak zaman kejayaan Kesultanan Jogja.
Pada masa itu sering dilakukan tradisi topo bisu mubeng beteng atau dalam bahasa Indonesia berbunyi mengelilingi pagar keraton Jogja tanpa bersuara sama sekali. Tradisi ini merupakan upaya pembersihan jiwa dalam rangka menyambut 1 Suro atau tahun baru dalam penanggalan Jawa.
Kegiatan tradisi tersebut dikuti oleh para prajurit, abdi dalem dan masyarakat keraton yang ingin menyambut dan merayakan pergantian tahun. Waktu itu, para peserta diminta berjalan dari depan Gedung Sasana Hinggil sampai ujung selatan Alun-alun. Dan kini bisa disiasati dengan hanya berjalan di antara dua pohon beringin.
Kunci agar dapat berhasil melakukan ritual Masangin ini adalah hati yang bersih. Hati yang terhindar dari niat jahat maupun niat buruk. Ketulusan menjadi peranan penting agar hati senantiasa bersih. Bukan untuk ajang pamer semata.
Tata Cara Melakukan Masangin
Tata cara melakukan Masangin ini cukup mudah. Tetapi untuk melewati dua pohon beringin tersebut sangatlah sulit.
Kamu harus berjalan menjauhi dua pohon tersebut sejauh 25 meter. Tutup mata dengan kain terlebih dulu atau bila tidak membawa bisa menyewa di sana.
Setelah matamu tertutup, kamu akan diputar 360 derajat sebanyak tiga kali. Lalu berjalanlah lurus ke depan.
Jika kamu memiliki hati yang bersih dan tulus. Kamu dapat melewatinya. Karena hanya orang-orang yang berhati bersihlah yang dapat melewati dua pohon tersebut.
Makanya banyak sekali orang yang gagal melewati pohon tersebut karena hanya ingin pamer atau viral saja. Tetapi jika kamu berhasil melewati pohon tersebut, konon semua doa-doa akan terkabul karena kamu sejatinya memiliki hati yang bersih.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, banyak sekali pengunjung yang ingin mencoba ritual ini. Jika kamu tidak mau mengantre, kamu bisa mensiasatinya dengan datang bukan di hari libur atau pada malam minggu. Karena hari-hari dan waktu-waktu tersebut, Alun-alun kidul banyak pengunjungnya.
Tetapi jika kamu ingin mengantre dan menikmati suasana malam yang ramai, kamu juga boleh kok datang di hari-hari dan waktu tersebut.
Itulah sejarah Masangin dan beberapa hal menarik yang bisa kamu nikmati, kamu lakukan ketika berkunjung di Alun-alun Kidul Jogja. Selain di Alun-alun kamu juga dapat berwisata di keraton yang ada di dekatnya atau membeli oleh-oleh khas Jogja untuk dibawa pulang.