Jogja Ada di Sini

Mengenal Lebih Jauh tentang Industri 5.0 dan Tantangannya

Belum selesai rasanya industri 4.0 bergulir, kini dunia akan dihadapkan dengan periode industri terbaru yaitu industri 5.0. Yang mencetuskan konsep ini untuk pertama kalinya adalah negara Jepang.

industri 5.0
e-t-a.com

Sebagai negara yang terkenal akan kemajuan ekonomi dan teknologi, tentu hal ini tidak terlalu mengejutkan bagi mereka. Lain cerita dengan bangsa kita, bisa jadi sebagian masyarakat akan gagap dengan itu semua.

Namun apapun alasannya, kita harus turut songsosng era industri 5.0 sebaik mungkin. Jangan sampai lengah dan pada akhirnya kita hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri.

Pergantian Era Industri

Terdapat periodisasi dalam perkembangan industri dunia yaitu:

● Industri 1.0

Revolusi industri dimulai dengan ditemukannya mesin uap oleh ilmuwan Inggris yaitu James Watt pada abad ke-18. Penemuan mesin uap ini membawa perubahan yang drastis pada kehidupan manusia saat itu.

Selanjutnya untuk pertama kalinya pekerjaan manusia dibantu oleh sebuah mesin. Jumlah tenaga kerja manusia pun kian berkurang.

Hal ini tentu membawa efek yang positif dimana pekerjaan manusia menjadi semakin mudah. Salah satu bidang yang paling dipengaruhi oleh mesin uap ini adalah tekstil.

● Industri 2.0

Industri 2.0 ditandai dengan adanya penemuan listrik pada abad ke-19 dan kemudian membawa kemajuan yang pesat di bidang teknologi. Setelah listrik ditemukan, banyak peralatan seperti telepon, mobil hingga pesawat terbang juga ditemukan oleh para ilmuwan.

Maka tidak heran jika periode ini juga disebut dengan revolusi teknologi. Perubahan dalam masyarakat ternjadi secara nyata karena ada lompatan teknologi yang begitu signifikan.

● Industri 3.0

Pada akhir abad ke-20, semikonduktor berhasil ditemukan yang membawa dampak pada otomatisasi perindustrian. Secara perlahan dunia mulai bergerak ke arah digitalisasi dimana internet dan teknologi digital mulai marak dipergunakan.

Periode ini disebut dengan industri 3.0. Hal canggih lainnya yang ditemukan pada era ini adalah peralatan elektronik bahkan IC chips yang memungkinkan mesin bekerja tanpa operator manusia.

● Industri 4.0

Mungkin era industri yang paling familiar saat ini adalah industri 4.0. Hampir di semua media massa bahkan pidato para pejabat menyisipkan kata industri 4.0.

Era ini muncul sejak abad ke-21 yang ditandai dengan adanya Internet of Thing (IoT). Teknologi yang dihasilkan pada era ini berhasil menghubungkan mesin dengan big data acquisition.

Beberapa teknologi yang berhasil diciptakan adalah artificial intelligence (AI), smart factory dan machine learning. Satu teknologi yang dulu begitu asing dan saat ini mendominasi kehidupan.

Sejarah Industri 5.0

Industri 5.0 pertama kali diumumkan oleh perdana menteri Jepang yaitu Shinzo Abe pada tangga 21 januari 2019. Konsep ini lebih dikenal dengan nama roadmap super-smart society (society 5.0). 

Pada era ini, tenaga manusia sebagian besar akan digantikan oleh robot. Robot yang diciptakan digadang-gadang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

Alasan mengapa Jepang mencetuskan konsep ini adalah aging society yang menjadi momok besar dalam perekonomian Jepang. Persentase penduduk lansia jauh lebih besar dibandingkan anak muda ataupun penduduk usia produktif.

Sehingga mau tidak mau, robot harus disediakan untuk memutar perekonomian. Masalah lain yang dialami oleh Jepang adalah minimnya tenaga ahli dalam banyak bidang, khususnya di bidang kesehatan.

Akhirnya pemerintah Jepang berupaya memanfaatkan robot untuk menjadi perawat, pencatatan rekam medis dan sebagainya.

Selain itu, biaya perawatan infrastruktur sangat mahal. Penggunakan teknologi sensor maupun AI dalam merawat beberapa fasilitas umum seperti jembatan, terowongan dan jalan raya dianggap lebih murah.

Beberapa negara maju juga sudah mulai mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan era industri yang terbaru. Banyak ilmuwan, pejabat politik, bahkan masyarakat yang berkecimpung di bidang teknologi menyambut baik era baru ini.

Dengan dikombinasikannya media robotik dengan teknologi yang ada di industri 3.0 dan 4.0, efisiensi kerja bisa dioptimalkan dan biaya industri bisa ditekan. Penggunaan mesin berbasis robot juga bisa menjadi standarisasi produksi massal, meminimalisir human error, serta menekan tingkat kegagalan produksi.

Selain itu penggunaan robot bisa menghindarkan manusia dari pekerjaan yang membosankan. Penggunaan tenaga manusia yang terlalu besar dan membahayakan kesehatan serta berbahaya bagi keselamatan dikurangi. Maka tidak heran jika era industri ini disebut paling mengutamakan sisi kemanusiaan.

Realitas yang Terjadi pada Industri 5.0

Pertanyaan selanjutnya mungkinkah nanti semua pekerjaan manusia akan digantikan robot. Dan kita bila tidak siap untuk berkompetisi maka akan menjadi apa.

Beberapa contoh pemanfaatan Society 5.0 dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Penggunaan teknologi sensor dan robot dalam perawatan jalan raya, jembatan dan terowongan.
  2. Pemanfaatan mesin robot dalam rumah tangga seperti memberi makan hewan peliharaan dan membersihkan rumah.
  3. Smart fridge atau kulkas pintar yang bisa memberikan informasi tentang persediaan makanan dan merekomendasikan sajian apa yang bisa dibuat.
  4. Pengiriman barang dengan drone tanpa awak.
  5. Sistem remote dalam pelayanan kesehatan.
  6. Pemanfaatan robot dan AI dalam penyedia jasa di hotel dan restoran.

Diantara contoh nyata di atas, mana yang pernah Anda lihat dan rasakan secara langsung?

Tantangan yang Akan Dihadapi dalam Industri 5.0

Ada beberapa tantangan dan potensi masalah yang akan dihadapi pada era industri ini seperti:

1. Masalah Psikologis

Masalah pertama yang berpotensi muncul akibat penggunaan media robotik adalah psikologis. Saat ini manusia mengalami ketergantungan yang cukup tinggi terhadap teknologi khususnya smartphone.

Akibatnya, mulai muncul gejala penyakit yang disebut nomophobia atau ketakutan terhadap ponsel. Mereka yang mengalami gejala ini akan selalu tidak nyaman setiap kali di dekat smartphone.

Melihat fenomena ini, tidak ada jaminan bahwa robophobia atau ketakutan terhadap robot tidak akan terjadi. Untuk mengatasi masalah ini, ada baiknya untuk mulai beradaptasi dengan teknologi yang ada.

Dan tentu saja harus mulai membatasi diri supaya manusia tidak 100% digantikan oleh robot. Jika populasi robot semakin besar, kemungkinan besar robophobia bisa terjadi.

Kasus sederhana saja yaitu xenophobia atau ketakutan terhadap orang asing. Jika dengan manusia saja kita masih anti, bagaimana dengan robot?

2. Masalah Sosial

Penggunaan media robot dalam proses produksi bisa memunculkan gelombang protes yang menolak penggunaan teknologi robotik secara massal. Gerakan protes ini kemungkinan besar akan dilakukan oleh para serikat buruh dan pekerja yang mengandalkan kekuatan fisiknya.

Dari segi pengusaha, menggunakan teknologi robotik bisa menekan biaya produksi dan human error. Terlebih lagi robot tidak mengenal sistem cuti hari raya ataupun cuti bersama.

Robot berhenti bekerja hanya karena mesin rusak atau butuh perawatan. Penggantian tenaga kerja manusia dengan tenaga robot tentu akan merenggut lapangan pekerjaan bagi para buruh.

3. Masalah Kode Etik

Kode etik yang umum dalam bekerja adalah rajin, jujur, bersungguh-sungguh dan saling membantu. Pada prakteknya, sayang sekali hal-hal seperti ini masih sulit untuk didapatkan dari tenaga kerja manusia.

Robot tidak memiliki ekspresi, tidak berambisi, tidak malas, serta tidak bisa berbohong. Hal ini tentu saja bisa memaksimalkan efektivitas dalam pekerjaan karena tidak akan ada “drama” diantara para robot.

Apabila manusia diharuskan untuk bekerja berdampingan dengan robot, akan sangat sulit bagi manusia untuk menyesuaikan diri. Sehingga sangat sulit untuk membuat kode etik yang bisa mengatur interaksi antara manusia dengan robot.

Semua tantangan itu ada di depan mata dan ada satu cara untuk bisa bertahan atau lebih tepatnya bersaing dengan mereka dengan mempelajari itu semua tentunya. Salah satu yang bisa dilakukan adalah belajar lebih cepat tentang apa itu industri 5.0.

Dan untuk belajar setidaknya kita harus memiliki satu alat bantu. Bagi blogger tentu sangat beruntung karena setiap saat ada tuntutan untuk terus belajar agar paham kelak apa yang akan terjadi.

Bagi kamu yang belum buruan beli domain terbaik dan beli hosting Indonesia. Dengan alat-alat ini maka kuta akan lebih siap menghadapi era industri 5.0.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *